Mental Health Issue Menjadi Trend, ada apa?

Kabar Artikel Mahasiswa

Mental Health Issue Menjadi Trend, ada apa? Oleh: Kenny Andara (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)
Mental Health Issue Menjadi Trend, ada apa? Oleh: Kenny Andara (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)

Mental Health Issue Menjadi Trend, ada apa?

Oleh: Kenny Andara

(Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)

Pengaruh Sosial Media dan Influencer

Kesehatan mental nampaknya mulai menjadi sorotan, maraknya influencer dan public figure yang mulai berani terbuka dengan kesehatan mentalnya di publik, membuat banyak pihak semakin terbuka dan sadar akan pentingnya kesehatan mental. Tapi, apakah hal tersebut sepenuhnya membawa dampak positif?

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Budaya Kopi di Kalangan Gen Z

Tentu tidak. Semua hal positif tentu memiliki hal negatif juga. Pasalnya, banyak sekali remaja – remaja tanggung yang beranggapan dirinya juga memiliki masalah pada kesehatan mentalnya. Mengapa?

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Mengapa insomnia menghantui remaja saat ini ?

Media sosial memiliki andil penting dalam hal ini. Dimasa kini, semua orang bisa mengakses sosial media, dimanapun dan kapanpun. Semua usia bisa mengakses apapun dari berbagai platform media sosial.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kebaya Korean Style

Podcast dan Pengaruhnya

Podcast, menjadi salah satu tontonan menarik yang menjadi pilihan generasi muda demi mendapatkan hiburan dan informasi. Banyaknya podcast – podcast mengenai kesehatan mental oleh public figure dan influencer terkenal tentu menjadi tontonan menarik bagi mereka. Dimasa kini, banyak sekali orang-orang yang menjadikan seorang influencer sebagai sosok inspirasi. Namun tidak semua orang mampu memilah informasi yang ia terima dengan bijak.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Pengaruh Gawai pada Perkembangan Anak Usia Dini, Manfaat dan Tantangan

“aduh saya stress sekali, saya sepertinya depresi”

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kehalalan Produk, Pentingnya Kesadaran Pelaku Usaha

“saya suka moodswing, bipolar kali ya? Soalnya awkarin bilang ciri – ciri bipolar begini, kayanya saya juga deh”

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Transformasi Digital dalam Industri Perbankan Syariah

“gua gakuat depresi begini, gue mau bunuh diri aja”

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Dampak Endorse Selebgram Terhadap Produk

Ini adalah contoh kecil kata-kata atau postingan di sosial media yang sering saya temui akhir-akhir ini.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Menurunnya Angka Kelahiran Diakibatkan Oleh Pandangan Gen-Z Terhadap pernikahan

Pentingnya Pemeriksaan Profesional

Depresi, bipolar atau apapun yang berkaitan dengan kesehatan mental tentu harus melalui pemeriksaan oleh tenaga profesional. Kita tidak bisa dan tidak boleh “self-diagnose” dengan kesehatan mental. Hal ini perlu mendapatkan tindakan baik secara medis, atau tindakan dorongan psikis.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Fenomena Jkt48 Di Kalangan Generasi Muda

Banyak yang berfikir bahwa saat ini, memiliki masalah kesehatan mental menjadi hal yang keren. Padahal, banyak orang yang memang memiliki masalah kesehatan mental yang ingin sembuh.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Anak

Fenomena Self-Diagnose

Lalu mengapa fenomena “self-diagnose” pada kesehatan mental semakin banyak terjadi?

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Eksistensi Ekonomi Syariah di Timur Tengah

Banyak yang berfikir kalau hal tersebut adalah sesuatu yang keren. Mereka menganggap apa yang dilakukan influencer tersebut adalah hal baru hingga lama kelamaaan membuat “mental health issue” menjadi sebuah trend karena semakin banyak yang mengikutinya.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Dampak Buruk Tontonan di Internet

Minimnya pengetahuan tentang kesehatan mental dan minimnya keinginan untuk memeriksakannya pada tenaga ahli profesional (psikiater atau psikolog) yang membuat hal ini semakin menjamur. Padahal sudah ada beberapa platform kesehatan online yang menyediakan konsultasi mental illness yang bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Pendidikan Karakter Bagi Generasi Z

Pengaruh Influencer terhadap Self-Diagnose

Menurut saya, pengaruh influencer terhadap self-diagnose dalam masalah kesehatan mental memiliki beberapa aspek yang signifikan.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Budaya Kopi di Kalangan Gen Z

Influencer dapat meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental dengan berbagi pengalaman pribadi mereka. Hal ini bisa membantu mengurangi stigma dan mendorong orang lain untuk lebih terbuka tentang perjuangan mereka. Dengan lebih banyak informasi yang tersedia, orang mungkin merasa lebih diberdayakan untuk memahami kesehatan mental mereka sendiri.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Mengapa insomnia menghantui remaja saat ini ?

Namun, tidak semua informasi yang dibagikan influencer selalu akurat atau berdasar pada pengetahuan medis yang tepat. Informasi yang salah atau terlalu disederhanakan bisa menyesatkan pengikut mereka. Self-diagnose berdasarkan informasi yang tidak valid dari influencer dapat menyebabkan salah kaprah dalam mengidentifikasi dan menangi dan menangani masalah kesehatan mental.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kebaya Korean Style

Pengalaman yang dibagikan oleh influencer dapat membuat pengikut merasa divalidasi, merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Namun, pengaruh sosial ini juga dapat menyebabkan orang mudah menerima diagnosis dari influencer tanpa berkonsultasi dengan profesional medis.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Pengaruh Gawai pada Perkembangan Anak Usia Dini, Manfaat dan Tantangan

Pentingnya Kesehatan Mental yang Tepat

Kesehatan mental itu penting tapi mental health issue bukan tren. Depresi itu gak keren. Bipolar itu bukan sesuatu yang harus dibanggakan. Tapi di periksakan.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kehalalan Produk, Pentingnya Kesadaran Pelaku Usaha

Kesimpulannya, kesehatan mental adalah komponen integral dari kesehatan secara keseluruhan yang membutuhkan perhatian, pemahaman, dan dukungan berkelanjutan. Upaya kolektif dari individu, komunitas, dan sistem kesehatan diperlukan untuk memastikan kesejahteraan mental bagi semua. Maka dari itu, penting bagi kita untuk lebih peduli dengan kesehatan mental diri sendiri tanpa harus menganggap bahwa mental illness adalah sebuah tren.

Baca Juga Artikel Mahasiswa: Transformasi Digital dalam Industri Perbankan Syariah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com