Gaya Berpakaian Ala Generasi Z
Oleh : Muhammad Radja Putra Syarief
(Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)
Gaya Skena
Gaya berpakaian Generasi Z menjadi salah satu cara utama mereka untuk mengekspresikan diri dalam era digital yang dipenuhi dengan pengaruh media sosial dan tren global. Generasi ini, yang tumbuh bersama teknologi yang berkembang pesat, tidak hanya mengadopsi gaya berpakaian yang beragam tetapi juga menggunakan fashion sebagai medium untuk merespons isu-isu sosial dan lingkungan.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Budaya Kopi di Kalangan Gen Z
Gaya Coquette
Salah satu gaya yang paling mencolok di kalangan Generasi Z adalah gaya skena. Gaya ini sering dikaitkan dengan subkultur musik seperti punk, emo dan indie. Pakaian dalam gaya skena tidak hanya mencolok tetapi juga merupakan bentuk ekspresi yang mendalam dari identitas mereka. Rambut berwarna-warni, aksesori yang mencolok dan pakaian dengan motif atau potongan yang unik menjadi ciri khas dari gaya ini. Lebih dari sekadar mode, gaya skena merupakan pernyataan identitas yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan afiliasi dengan komunitas musik tertentu serta untuk melawan norma-norma sosial yang dianggap mainstream.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Mengapa insomnia menghantui remaja saat ini ?
Tren Y2K
Di sisi yang berlawanan, gaya coquette menonjolkan sisi feminin dengan sentuhan elegan dan romantis. Bahan-bahan seperti renda, satin dan sutra sering digunakan dalam pakaian gaya coquette, dengan penekanan pada detail seperti pita, bunga dan aksen lembut lainnya. Bagi banyak perempuan Generasi Z, gaya ini bukan hanya tentang penampilan tetapi juga tentang merayakan kelembutan dan keindahan dalam gaya hidup mereka. Estetika vintage dan klasik sering kali menyertai gaya coquette, menambahkan nuansa nostalgia yang mendalam dalam setiap penampilan mereka.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kebaya Korean Style
Gaya Vintage
Tren Y2K telah menjadi fenomena yang signifikan di kalangan Generasi Z. Gaya ini menghidupkan kembali elemen-elemen mode dari akhir 1990-an dan awal 2000-an dengan penggunaan celana low-rise, crop top, kacamata kecil yang mencolok dan aksesori berwarna cerah. Selain sebagai bentuk nostalgia, tren Y2K juga mencerminkan inovasi dalam menafsir ulang gaya masa lalu dengan sentuhan modern yang segar. Generasi Z menggunakan tren ini sebagai cara untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam berpakaian, serta sebagai sarana untuk mempertahankan identitas mereka dalam era yang terus berubah.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Pengaruh Gawai pada Perkembangan Anak Usia Dini, Manfaat dan Tantangan
Clean Look
Gaya vintage juga memiliki daya tarik yang kuat bagi Generasi Z. Merujuk pada penggunaan pakaian dan aksesori dari dekade-dekade sebelumnya, seperti tahun 70-an, 80-an, atau 90-an, gaya ini menawarkan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menampilkan individualitas melalui mode. Penggunaan pakaian bekas tidak hanya menjadi cara untuk mengekspresikan preferensi pribadi tetapi juga sebagai upaya praktis untuk mengurangi dampak negatif limbah fashion terhadap lingkungan. Dengan mencari item-item langka dan unik, Generasi Z menegaskan kepedulian mereka terhadap keberlanjutan dan gaya hidup yang lebih bertanggung jawab.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kehalalan Produk, Pentingnya Kesadaran Pelaku Usaha
Pengaruh Media Sosial
Di samping gaya yang mencolok, clean look atau gaya bersih menonjolkan kesederhanaan dan keanggunan. Gaya ini dicirikan oleh pemilihan pakaian dengan potongan yang sederhana, warna netral dan penampilan yang minimalis. Clean look mencerminkan ketenangan dan kedewasaan dalam gaya berpakaian Generasi Z, menunjukkan bahwa keindahan bisa ditemukan dalam kesederhanaan. Banyak dari mereka memilih gaya ini sebagai cara untuk mengekspresikan diri dengan elegan tanpa perlu terlalu banyak berlebihan, sejalan dengan nilai-nilai mereka yang menekankan kreativitas, keberagaman dan keberlanjutan.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Menurunnya Angka Kelahiran Diakibatkan Oleh Pandangan Gen-Z Terhadap pernikahan
Kesimpulan
Pengaruh media sosial yang kuat, seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, telah membantu membentuk dan memperluas preferensi gaya berpakaian Generasi Z. Melalui platform-platform ini, mereka dapat dengan cepat mengakses informasi tentang tren terbaru, belajar cara menyesuaikan gaya dengan kepribadian mereka, serta berbagi inspirasi dengan komunitas global mereka. Hal ini tidak hanya memperluas ruang eksperimen dalam fashion tetapi juga memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kreativitas dan kepribadian mereka secara lebih luas.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Dampak Endorse Selebgram Terhadap Produk
Secara keseluruhan, gaya berpakaian Generasi Z tidak hanya mencerminkan preferensi mode tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai, ekspresi diri dan respons mereka terhadap lingkungan sosial yang mereka hadapi. Setiap gaya berpakaian memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan identitas mereka dengan cara yang unik dan autentik. Dalam dunia yang terus berubah dan dipengaruhi oleh teknologi, kemampuan mereka untuk menafsirkan, mengadaptasi dan menciptakan mode menjadi salah satu bentuk utama dari kreativitas dan eksperimen dalam menciptakan identitas mereka sendiri.