Kebaya
Kebaya adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh perempuan di Indonesia. Biasanya terdiri dari blus panjang yang dipadukan dengan kain atau sarung batik, songket, atau kain tradisional lainnya yang dililitkan di pinggang. Kebaya sering dikenakan pada acara-acara formal seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan penting lainnya. Kebaya juga memiliki berbagai variasi di berbagai daerah di Indonesia, seperti kebaya Jawa, kebaya Bali, dan kebaya Sunda, dengan ciri khasnya sendiri.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kpopers Bukan Hanya Sekedar Pengemar Musik
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Masalah Lingkungan di Kampung Sawah Baru
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Ingin Membangun SDM Unggul, Mukhoyyaroh Berusaha Mengembangkan Prodi Yang Siap Bersaing
Dalam beberapa bulan terakhir, dunia fashion di Indonesia diramaikan dengan berita munculnya model kebaya baru dalam media sosial TikTok. Model kebaya ini menimbulkan kontroversi di masyarakat karena tampilannya sangat berbeda dari kebaya tradisional Indonesia. Kebaya yang dikenal dengan sebutan “kebaya Korean style” ini memiliki model crop top. Kebaya Korean style yang model crop top adalah varian kebaya yang menampilkan potongan atasan lebih pendek, biasanya sejajar dengan pinggang atau sedikit di atasnya. Berbeda dengan kebaya tradisional yang umumnya panjang hingga menutupi pinggul, kebaya model Korean style ini menonjolkan bagian perut. Desainnya sering kali menggabungkan elemen-elemen modern dengan kain tradisional, namun tetap mempertahankan beberapa ciri khas kebaya seperti penggunaan brukat atau renda. Model crop top ini menciptakan tampilan yang lebih trendy dan fashionable, tetapi juga memicu kontroversi karena dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai dan estetika kebaya tradisional Indonesia.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Dampak Teknologi AI
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Memperjuangkan kesetaraan gender
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Generasi Z memiliki peluang bisnis profit di era modern.
Faktor Pendukung Popularitas Kebaya “Korean Style”
Desain yang modern dan minimalis menarik bagi generasi muda yang menginginkan tampilan modis tanpa mengorbankan kenyamanan. Selain itu, pengaruh budaya pop Korea (K-pop dan K-drama) sangat kuat di Indonesia. Banyak penggemar K-pop yang terinspirasi oleh gaya berbusana artis Korea dan mencoba mengadopsi elemen tersebut ke dalam pakaian tradisional mereka, termasuk kebaya. Para desainer fashion pun melihat ini sebagai kesempatan untuk berinovasi dan menciptakan sesuatu yang baru dengan menggabungkan dua budaya. Dalam hal ini, media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran tren ini. Influencer dan selebriti yang memamerkan kebaya Korea di akun mereka membantu meningkatkan popularitasnya.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Pentingnya Membangun Personal Branding
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Tren Make Up di Kalangan Gen-z
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Fenomena Shalawat di Kalangan Generasi Z
Kontroversi dan Kekhawatiran
Apakah ini tren baru yang patut disambut dengan antusiasme atau justru sebuah tanda mengkhawatirkan dari hilangnya keaslian budaya kita? Kebaya “Korean style” memicu kekhawatiran tentang hilangnya keaslian dan nilai-nilai budaya asli Indonesia. Kebaya tradisional bukan hanya sekedar pakaian, tetapi juga simbol identitas, sejarah, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Perubahan drastis pada model kebaya dapat dilihat sebagai upaya komersialisasi yang mengabaikan makna dan filosofi mendalam yang terkandung dalam setiap jahitan dan detailnya. Banyak yang berpendapat bahwa modifikasi berlebihan pada kebaya dapat merusak citra dan esensi dari kebaya itu sendiri. Kebaya yang seharusnya dipakai dengan penuh kehormatan dan kebanggaan sebagai bagian dari warisan budaya, kini dipermainkan menjadi sekedar fashion item tanpa makna. Kebaya “Korean style” dengan model crop top dianggap tidak sesuai dengan nilai kesopanan dan keanggunan yang biasanya dipresentasikan oleh kebaya tradisional.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Netizen dan Media Sosial
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Generasi Z memiliki peluang bisnis profit di era modern.
Kesimpulan
Kebaya “Korean style” memunculkan dua pandangan yang berbeda, yaitu sebagai inovasi modern atau sebagai ancaman terhadap keaslian budaya. Penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara mengapresiasi tren baru dan tetap menjaga nilai-nilai asli. Modifikasi budaya tidak harus sepenuhnya ditolak, tetapi harus dilakukan dengan tetap menghormati dan mempertahankan esensi dari kebaya itu sendiri.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Generasi Milenial vs Generasi Z
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Agar Melek Literasi, Deni Darmawan Membangun Komunitas Untuk Menebar Inspirasi dalam Literasi
Penulis: Jesika Fitriyani (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)