Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Anak. Salsa Nabila (Mahasiswi Universitas Pamulang Program Studi S1 Ilmu Komunikasi)
Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Anak
Dampak bullying memiliki sifat negatif terhadap perkembangan anak. Baik pelaku maupun korban sama-sama berpotensi mengalami dampaknya. Di sekarang zaman pembulyyan sudah banyak di seluruh belahan dunia, dikarenakan dengan platform media sosial saja kita sudah dapat melihat banyak korban pembulyyan.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Fenomena Shalawat di Kalangan Generasi Z
Faktor yang menyebabkan terjadinya bullying, yakni karena adanya faktor kurang kasih sayang dan kurang perhatian. Dampak yang menimpa korban bullying yakni jadi suka menyendiri hal ini menyebabkan korban menjadi anti sosial.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Generasi Z memiliki peluang bisnis profit di era modern.
Orang tua mempunyai peran penting dalam mencegah dan menangani tindakan bullying. Karena orang tua merupakan pilar dalam penentuan sikap dan sifat anak kedepannya, orang tua meupakan contoh pertama yang akan ditiru anak. Upaya yang dilakukan orang tua yakni dengan memberi motivasi kepada anak serta memberikan dorongan agar anak dapat bersosialisasi seperti anak pada umumnya.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Masalah Lingkungan di Kampung Sawah Baru
Ada empat bentuk bullying, seperti berikut:
- Bullying verbal, merupakan bentuk gambaran yang paling umum digunakan, bullying verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan di hadapan orang dewasa serta teman sebaya. Seperti celaan, cemoohan serta kata-kata yang menyakiti hati orang lain.
- Bullying fisik, merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk yang lainya. Seperti pukulan, tendangan, pukulan, pukulani atau segala bentuk kekerasan menggunakan fisik.
- Bullying Relassional, jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri si korban terjadi secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, cibiran dan segala bentuk tindakan untuk mengasingkan seseorang.
- Cyber Bullying, ini adalah bentuk dari bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Seperti mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar, meninggalkan pesan voicemail yang kejam, menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent call), membuat website yang berjam-jam bagi si korban, si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya.
Dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh para korban, pelaku bullying juga memberikan dampak yang negatif terhadap dirinya dan lingkungannya. Dampak bagi pelaku bullying diantaranya pelaku bullying mempunyai empati yang minimal dalam interaksi terhadap sosial.
Bukan hanya empatinya saja yang bermasalah tapi juga perilakunya pun tidak normal. yang Perilaku hiperaktif dan pro-sosial saling berkaitan dengan tindakan pelaku bullying terhadap lingkungan disekitarnya.
Pelaku bullying memiliki tingkat gangguan kesehatan mental terutama gejala emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan korban bullying. Dampak bagi korban bullying seperti mengalami kekerasan fisik dan juga verbal. Tindakan seperti ini dapat menjadi trauma berkepanjangan.
Jika dilihat dari pernyataan diatas, tindakan bullying ini tidak dapat dibenarkan apapun alasannya. Apalagi tindak bullying kepada anak menimbulkan dampak yang sangat besar bagi masa di depannya kelak.
Di usia mereka harusnya dipenuhi dengan perasaan bahagia dan senang selalu bukan dipenuhi dengan perasaan tertekan yang timbul dari lingkungannya. Hal ini akan menanamkan trauma yang mendalam pada diri anak.
2 aspek bullying bagi korban:
- Aspek Sosial Emosional, Korban bullying berpotensi mengalami gangguan kecemasan dan depresi yang berpengaruh pada perkembangan sosial emosionalnya. Contoh : murung, pendiam, emosi tidak terkendali, dan sebagainya.
- Aspek Kognitif, Bullying dapat menghambat perkembangan kognitif anak. Perasaan takut yang ditimbulkan bullying bisa menyebabkan anak tidak berani mengungkapkan ide dan gagasan sehingga mengganggu perkembangan kognitifnya. Selain itu, Ketidakpercayaan diri di masa mendatang dapat menghambat anak dalam memaksimalkan potensi kognitifnya.
Bullying adalah tindakan tidak terpuji berupa pemikiran yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Umumnya, tindakan ini bersifat agresif, mengintimidasi, dan dilakukan secara berulang-ulang atau terus-menerus.
Menurut Kemendikbud cara mengatasi perundungan atau bullying yakni dengan 12 merancang program anti Bullying dengan menghadirkan program pencegahan perundungan di sekolah, bekerja sama dengan masyarakat luas atau organisasi.
Upaya mengatasi tindakan bullying di sekolah yaitu menciptakan suasana yang kondusif untuk dapat mencegah tindakan bullying. Membuat konsep sekolah tanpa Bullying perlu digunakan sebanyak mungkin kepada siswa dan juga kepada orang tua siswa.
Dengan memberikan informasi sedini mungkin kepada siswa dan orang tua diharapkan dapat memahami nilai-nilai yang diterapkan di sekolah serta orang tua dapat membantu. Siswa perlu diberikan pemahaman tentang bullying dan juga dampaknya sehingga sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa.
Penulis: Salsa Nabila (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)