Interstellar Kembali ke Bioskop untuk Peringati 10 Tahun, Fenomena Sains yang Membuatnya Tak Terlupakan
Film sci-fi legendaris karya Christopher Nolan yang rilis tahun 2014, Interstellar, kembali mengguncangkan dunia perfilman. Pasalnya, film dengan tema astronomi ini akan dirilis ulang di layar lebar untuk memperingati perayaan sepuluh tahun mahakarya ini. Kesuksesan film ini tidak lepas dari alur ceritanya yang sangat menarik. Film ini mengangkat banyak fenomena astronomi berdasarkan teori dan hukum sains yang akurat. Kip Stephen Thorne, seorang ilmuwan fisika peraih Nobel, bahkan ikut turun tangan dalam pembuatan film ini dan menulis sebuah buku berjudul The Theory of Interstellar, yang menjelaskan berbagai macam teori di balik film tersebut.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Kpopers Bukan Hanya Sekedar Pengemar Musik
Beberapa fenomena sains yang ada dalam film tersebut antara lain:
Kerusakan Bumi
Interstellar mengambil latar tahun 2067, memperlihatkan dengan jelas bagaimana bumi sudah sangat memprihatinkan. Tidak ada lagi tumbuhan kecuali jagung. Para petani mengalami gagal panen besar-besaran karena hawar, sejenis jamur yang menyerang tumbuhan, dan hanya jagung serta okra yang mampu bertahan. Hal ini semakin mirip dengan keadaan bumi di masa ini, mengingat populasi pepohonan yang kian minim dan semakin banyaknya jenis tumbuhan yang kian langka dan sulit dibudidayakan.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Masalah Lingkungan di Kampung Sawah Baru
Lubang Hitam Gargantua
Dalam film, ada sebuah lubang hitam bernama Gargantua yang diorbit oleh planet Miller dan planet Mann. Lubang hitam ini berukuran sangat besar dan bergerak sangat cepat. Gargantua divisualisasikan sebagai sebuah lubang dengan piringan akresi yang tipis. Kip Thorne mendasarkan visualisasi Gargantua pada Teori Relativitas Umum Einstein. Pada tahun 2019, tepat 5 tahun setelah Interstellar dirilis, para ilmuwan berhasil menangkap foto lubang hitam asli di galaksi M87. Foto tersebut diambil menggunakan gabungan berbagai teleskop selama tujuh tahun. Namun, lubang hitam M87 terlihat lebih terang serta tidak memiliki piringan akresi, mirip seperti sebuah donat. Banyak orang bertanya-tanya tentang kebenaran teori ini. Di tahun yang sama, Kip Thorne menjelaskan dalam kelas studinya di Cardiff University bahwa Gargantua dan lubang hitam M87 adalah sama, hanya saja Gargantua divisualisasikan tampak depan, sementara foto lubang hitam M87 diambil dari sudut pandang tampak atas.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Dampak Teknologi AI
Perbedaan Waktu
Saat di planet Miller, dijelaskan bahwa rentang waktu di sana berputar lebih cepat dibandingkan di Bumi. Satu jam di Miller sama dengan tujuh tahun di Bumi. Seperti sebelumnya, permasalahan ini bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Umum Einstein. Dalam teorinya, Einstein menjelaskan bahwa gravitasi muncul sebagai bagian dari ruang dan waktu, yang artinya waktu dapat berbeda-beda pada setiap tempat. Namun, apakah benar satu jam di luar angkasa sama dengan tujuh tahun di Bumi? Tidak. Perbedaan waktu Bumi dengan luar angkasa tidak sejauh itu. Jam di ISS (International Space Station) berjalan 0,007 detik lebih lambat dari Bumi, yang artinya luar angkasa hanya berbeda sekian mikrodetik saja dengan Bumi. Teori ini sudah sepenuhnya benar, hanya saja penguluran waktu dalam film dibuat lebih panjang untuk menciptakan suasana dramatis.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Memperjuangkan kesetaraan gender
Dimensi Kelima
Dalam sains, dimensi kelima adalah gabungan kompleks antara gravitasi, ruang, dan waktu. Artinya, dalam dimensi kelima akan terdapat multiple timeline, yakni peristiwa rentetan waktu yang bisa bergerak maju mundur dalam ruang tanpa batas. Ada adegan di mana Cooper terjebak dalam sebuah Tesseract atau ruangan abstrak di mana dia bisa melihat kejadian-kejadian di masa lalu. Namun, para ilmuwan menyatakan bahwa dimensi kelima sulit untuk diamati secara langsung. Matematika memandang dimensi kelima sebagai konstruksi teoretis yang berarti dapat dijelaskan secara teori namun belum bisa dibuktikan secara pengamatan.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Pentingnya Membangun Personal Branding
Itulah beberapa ragam sains yang terdapat dalam film Interstellar. Faktanya, masih banyak hal yang bisa dikulik dari film ini. Meskipun terkesan sulit dimengerti, sains sangat menarik. Segala hal dalam Interstellar memang menakjubkan. Namun, sebagai manusia yang setiap hari terbiasa menghirup oksigen Bumi, ada baiknya semua itu tidak terjadi dengan cara menjaga lingkungan dan kelestarian Bumi kita, serta mulailah tergerak dalam penghijauan agar kerusakan bumi dan perpindahan umat manusia ke planet lain tidak terjadi.
Baca Juga Artikel Mahasiswa: Tren Make Up di Kalangan Gen-z
Penulis: Triyatna Fatma Sari (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)